Prinsip USG
Ultrasonik
adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada kemampuan
pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama
sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20
– 20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz). Sedangkan dalam pemeriksaan USG
ini menggunakan frekuensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz).
Gelombang
suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal yang
terdapat dalam suatu alat yang disebut transduser. Perubahan bentuk
akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan tegangan listrik.
Fenomena ini disebut efek Piezo-electric, yang merupakan dasar
perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila
dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik
yang melaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut, maka akan
dihasilkan gelombang suara frekuensi tinggi.
Sumber Cahaya
Teknologi
radiasi yang diyakini paling kecil bahayanya atau bahkan tidak ada sama
sekali adalah MRI. Pasalnya, diagnostic imaging berteknologi tinggi ini
menggunakan medan magnet, frekuensi radio, dan seperangkat komputer
untuk menghasilkan gambar berupa potongan-potongan penampang tubuh
manusia. Gambar ini diperoleh dari hasil interaksi antara molekul sel
tubuh dan sinyal yang dipancarkan oleh frekuensi radio. Data yang
didapat kemudian diolah komputer gambar yang kemudian dicetak dalam
bentuk foto.
Citra
yang dihasilkan dari USG adalah memanfaatkan hasil pantulan (echo) dari
gelombang ultrasonik apabila ditrasmisikan pada tissue atau organ
tertentu. Echo dari gelombang tersebut kemudian dideteksi dengan
transduser, yang mengubah gelombang akusitik ke sinyal elektronik untuk
dioleh dan direkonstruksi menjadi suatu citra. Perkembangan tranduser
ultrasonik dengan kemampuan resolusi yang baik, diikuti dengan makin
majunya teknologi komputer digital serta perangkat lunak pendukungnya,
membuat pengolahan citra secara digital dimungkinkan dalam USG, bahkan
untuk membuat rekonstruksi bentuk janin bayi dalam 3 dimensi dan 4
dimensi sudah mulai dikenal.
- Komponen dalam Mesin USG
Pada
prinsipnya, ada tiga komponen mesin USG. Pertama, transduser, komponen
yang dipegang dokter atau tenaga medis, berfungsi mengalirkan gelombang
suara dan menerima pantulannya dan mengubah gelombang akusitik ke sinyal
elektronik. Kedua, monitor, berfungsi memunculkan gambar. Ketiga, mesin
USG sendiri, berfungsi mengubah pantulan gelombang suara menjadi gambar
di monitor. Tugasnya mirip dengan central proccesing unit (CPU) pada
komputer personal.
Peralatan Yang Digunakan
1. Transducer
Transducer
adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan
diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada
pemeriksaan prostat. Di dalam transducer terdapat kristal yang digunakan
untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transducer.
Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang
pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah
gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh
komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
2.Monitor yang digunakan dalam USG (gambar termasuk mesin USG)
3. Mesin USG
Mesin
USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang
diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga
di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada
PC.
Sonograph
Proses Pengambilan Gambar
Prinsip
kerjanya menggunakan Gelombang Ultrasonik yang dibangkitkan oleh
kristal yang diberikan gelombang listrik. Gelombang ultrasonik adalah
gelombang suara yang melampaui batas pendengaran manusia yaitu diatas 20
kHz atau 20.000 Hz atau 20.000 getaran per detik. Kristal nya bisa
terbuat dari berbagai macam, salah satunya adalah Quartz. Sifat kristal
semacam ini, akan memberikan getaran jika diberikan gelombang listrik.
Alat ultrasonik sendiri ada berbagai tipe. Ada Tipe Scan A, B dan C.
Yang biasa untuk mendeteksi crack pada baja adalah tipe A. Prinsip
kerjanya mudah sekali. Tinggal menggunakan sensor ultrasonik untuk
mengirimkan gelombang ultrasonik dan menangkapnya kembali.
Tipe
B yaitu pada layar monitor (screen) echo nampak sebagai suatu titik dan
garis terang dan gelapnya bergantung pada intensitas echo yang
dipantulkan dengan sistem ini maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi
berupa penampang irisan tubuh. Yang tipe C dapat menampilkan Citra 3
Dimensi dengan cara menangkap pantulan-pantulan yang berbeda dari tebal
tipisnya benda dalam suatu cairan. Karena ada berbagai macam gelombang
ultrasonik yang dipantulkan dalam waktu yang berbeda,
gelombang-gelombang ini lalu diterjemahkan oleh prosesor untuk dirubah
menjadi gambar.
- Prinsip Kerja alat ULTRASONOGRAPHY
Transducer
bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa
listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik
oleh transducer yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh
yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan
merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam
pantulan sesuai dengan jaringan yang dilaluinya.
Pantulan
yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transducer,
dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan
selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope.
Hambatan
Hambatan
yang umum pada pemeriksaan USG disebabkan karena USG tidak mampu
menembus bagian tertentu badan. 70% gelombang suara yang mengenai tulang
akan dipantulkan, sedang pada perbatasan rongga-rongga yang mengandung
gas 99% dipantulkan. Dengan demikian pemeriksaan USG paru dan tulang
pelvis belum dapat dilakukan. Dan diperkirakan 25% pemeriksaan di
abdomen diperoleh hasil yang kurang memuaskan karena gas dalam usus.
Penderita gemuk agak sulit, karena lemak yang banyak akan memantulkan
gelombang suara yang sangat kuat.
Pemakaian Klinis
USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai kelainan organ tubuh, antara lain :
1. Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis.
2. Mendeteksi kista
3. mempelajari pergerakan organ ( jantung, aorta, vena kafa), maupun pergerakan janin dan jantungnya.
4. Pengukuran dan penentuan volume massa ataupun organ tubuh tertentu
(misalnya ginjal, kandung empedu, ovarium, uterus, dan lain-lain).
5. Arah dan gerakan jarum menuju sasaran dapat dimonitor pada layar USG.
- Jenis Pemeriksaan USG
1. USG 2 Dimensi
Menampilkan
gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik
sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.
2. USG 3 Dimensi
Dengan
alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut
koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda
(dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun
keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena
gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).
3. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang
dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi
statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”.
Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di
dalam rahim.
4. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama
aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai
keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
- Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
- Tonus (gerak janin).
- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
- Doppler arteri umbilikalis.
- Reaktivitas denyut jantung janin.
Pembahasan dan Analisis Gambar
Foto-foto
tersebut menunjukkan, bayi yang belum lahir pun ternyata mampu
mengejapkan matanya, menguap, mengernyitkan dahi dan menangis. Sampai
saat ini, dokter dan orangtua percaya, janin dalam rahim ibu, tak dapat
tersenyum sampai beberapa minggu setelah lahir. Tetapi ahli kandungan
terkenal asal Inggris, Prof Stuart Campbell yang mempelopori teknik
rekaman gambar ini, mengatakan, pendapat tersebut tidaklah benar
sepenuhnya. Para ahli berpendapat, bayi tidak tersenyum sampai usia 6
minggu setelah lahir. Padahal, sebelum lahir pun bayi-bayi itu sering
sekali tersenyum. Gambar-gambar ini, dibuat menggunakan ultrasound 4D,
yang mencatat gema/gaung yang berasal dari rahim ibu, dan mencatatnya
secara digital. Pengamatan yang dilakukan selama berjam-jam, akan
menghasikan gambar yang membuat orangtua seperti menonton video
kehidupan bayinya.
Foto-foto
tadi, juga akan membantu dokter mendapatkan peringatan dini bila
bayi-bayi dalam kandungan itu abnormal, seperti: langit-langit mulutnya
terbelah, sindrom down dan kelainan lain yang berkaitan dengan tungkai,
lengan, serta anggota tubuh lainnya. Prof Campbell, mengatakan, Dengan
munculnya gambar-gambar tadi, sejumlah pertanyaan mengenai janin dalam
kandungan, bisa diselidiki. Misalnya, apakah janin dengan problem
genetik memiliki pola gerak yang sama seperti janin normal? Apakah
janin-janin itu tersenyum karena dia merasa bahagia? Atau menangis
karena ada suasana atau kejadian yang menganggunya..? Mengapa janin
mengedip-ngedipkan matanya? Padahal selama ini, kita berasumsi rahim ibu
itu gelap gulita. Foto-foto janin ini, bahkan bisa diambil ketika usia
kandungan si ibu baru 12-20 minggu. Biaya pengambilan gambar janin ini,
kurang lebih sekitar 4 juta rupiah.
Yvone
Ntimoah (29) yang mengambil gambar bayi perempuannya “baru berusia 31
minggu” mengatakan, “Ini sangat fantastik. Tangannya tadinya menutupi
wajahnya, tetapi tiba-tiba tangannya terbuka, dan kami bisa melihat dia
tersenyum”. Kate Blackwell (29), yang hamil 27 minggu, menambahkan,
“Suamiku, Paul, dan aku dapat menyaksikan setiap gerak-gerik bayi kami”.
Meski begitu, ahli kandungan lain, Maggie Blott, memiliki pendapat
berbeda. Ia masih tidak percaya bayi dapat tersenyum dalam rahim ibunya.
“Memang, bayi-bayi itu seperti tersenyum”.
Medical Imaging (MI)
Saat
ini sudah menjadi suatu prosedur standar untuk memanfaatkan teknologi
ultrasonography (USG), sebagai salah satu cara untuk memonitor
perkembangan janin dalam kandungan ibu. Ultrasonography adalah salah
satu dari produk teknologi medical imaging yang dikenal sampai saat ini.
Apa itu medical imaging? Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang
digunakan untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel
(tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive).
Interaksi antara fenomena fisik tissue dan diikuti dengan teknik
pendetektian hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan
direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar bekerjanya
peralatan MI.
Teknologi
MI dimulai dari penemuan sinar-X oleh Rontgen pada awal 1900-an, dimana
produk pertama citra dari X-ray adalah tangan istri Rontgen. Dasar yang
digunakan untuk membuat citra dengan sinar-X adalah adanya atenuasi
intensitas (pelemahan) sinar-X saat melewati tissue, organ atau tulang,
yang kemudian atenuansi intensitas tersebut dideteksi oleh suatu
negative film. Teknik ini populer dengan sebutan foto Rontgen.
Kemudian
dengan kemajuan sistem elektronik dan komputer digital, teknik yang
digunakan pada foto Rontgen mulai dikembangkan, sehingga memungkinkan
penggantian media film dalam citra digital. Lebih dari itu volume
(3-dimensi) imaging juga dimungkinkan dengan modifikasi prinsip dari
foto Rontgen, sehingga menjelma menjadi Computed Tomography scanner (CT-
scan). Dengan CT-Scan, citra dari setiap potongan penampang (slices)
tengkorak dari bagian atas sampai leher dapat dihasilkan dalam beberapa
menit, kemudian dari "tumpukan" citra tiap slices dapat dilakukan
rekonstruksi kembali bentuk tulang tengkorak dalam 3 dimensi, sehingga
memudahkan visualisasi dan tentunya diagnosis lebih lanjut apabila
diperlukan.
Kesimpulan
Perlu
diketahui, akurasi/ketepatan pemeriksaan USG tidak 100%, melainkan 80%.
Artinya, kemungkinan ada kelainan bawaan/kecacatan pada janin yang
tidak terdeteksi atau interpretasi kelamin janin yang tidak tepat. Tak
semua dokter ahli kandungan dapat dengan baik mengoperasikan alat USG.
Sebenarnya untuk pengoperasian alat ini diperlukan sertifikat
tersendiri.
Posisi
bayi seperti tengkurap atau meringkuk juga menyulitkan daya
jangkau/daya tembus alat USG. Meski dengan menggunakan USG 3 atau 4
Dimensi sekalipun, tetap ada keterbatasan. Kondisi hamil kembar juga
menyulitkan alat USG melihat masing-masing keadaan bayi secara detail.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar